Berinvestasi saham kian populer bagi banyak kalangan, tak terkecuali generasi muda. Di samping prosedur transaksi yang makin simpel sebab dilakukan online, tidak bisa dibantah jika potensi imbal hasil besar adalah magnet utamanya. Berinvestasi dalam saham boleh dikatakan susah-susah gampang. Supaya makin mahir ketika berinvestasi, tips penting memaksimalkan investasi saham harus dikuasai.

Demi merealisasikan berbagai keinginan dalam hidup apakah itu untuk pribadi atau keluarga, orang harus membuat planning keuangan dengan detil dan terarah. Termasuk instrumen investasi yang mampu diandalkan dalam memenuhi rencana itu ialah mengambil investasi di saham. Saham tadinya adalah kekayaan finansial berbentuk kertas, akan tetapi sejalan dengan makin majunya teknologi belakangan ini saham telah menjelma sebagai instrumen finansial berbasis elektronik yang dapat dipindahtangankan.

Instrumen investasi lain dimana tadinya berwujud kertas pun sudah berubah ke data elektronik seperti reksadana, ETF (reksadana yang dapat diperjualbelikan di bursa efek), waran, obligasi, HMETD dan jenis efek yang lain. Investbro.id salah satu platform literasi finansial berpendapat bahwa saham adalah pilihan instrumen investasi long term yang termudah diperjualbelikan yang juga menawarkan potensi laba atau return yang lumayan besar, akan tetapi harus dimengerti jika risiko yang dibawa pun besar pula. Oleh karena itu saham pun dikenal sebagai investasi high risk high return.

Hindari Meletakkan Seluruh Aset di Satu Wadah

Ada ajaran yang sangat populer dalam berinvetasi, jangan menaruh seluruh telur yang dipunyai di satu keranjang sebab dapat mengakibatkan seluruhnya pecah apabila jatuh. Ketika melakukan investasi, hindari menempatkan semua aset di satu jenis investasi saja. Tempatkan modal ke berbagai jenis investasi. Keragaman investasi yang dilakukan pasti melindungi aset yang dimiliki. Apabila investasi yang satu kecendurangannya anjlok, paling tidak investor tetap memegang investasi lain yang menghasilkan keuntungan. Saat sedang membutuhkan dana, investor dapat menarik investasi yang menghasilkan return positif lebih dahulu. Keuntungan diversifikasi, investor bisa memaksimalkan laba sekaligus menekan risiko pasar yang sedang jatuh. Diversifikasi investasi cukup bermanfaat dalam mempertahankan kestabilan aset. Misalnya investor bisa mengambil tiga produk saham blue chip pada sektor berlainan, umpamanya bank, konsumsi dan energi. Saat sentimen negatif suku bunga menekan kenaikan saham bank maka investor tetap tenang sebab saham konsumsi yang dipegang tetap berada di tren positif.

Konsisten

Para investor harus paham dulu jika melakukan investasi saham itu tak cuma masalah keahlian, namun juga mempertahankan semangat agar selalu konsisten. Sebagaimana menanam benih, investor harus rutin menyiraminya supaya tumbuh kemudian berbuah. Tahap pertumbuhan pun tak berlangsung seketika itu namun perlu waktu yang cukup. Investor perlu sabar dan konsisten ketika belajar dan meneliti saham yang bisa dipilih, lalu melakukan order lalu selanjutnya memonitor pergerakan. Tetapkan dahulu jangka waktu investasi yang akan dilakukan. Kalau memang masih pemula, seyogyanya memilih tenor investasi jangka panjang dengan membeli saham berkapitalisasi besar atau yang terkenal dengan big cap yang memang memberikan kinerja stabil. Lazimnya benih yang ditabur dalam beberapa tahun ke depan akan menampakkan hasil berupa dividen yang diberikan kepada pemegang saham dan capital gain yang didapatkan ketika menjual saham yang dipegang.

Pengkajian Kondisi Ekonomi Makro

Sebagai gambaran umum investor tentu mesti paham dengan kondisi ekonomi makro saat akan memutuskan melakukan investasi di saham. Mengingat investasi dalam saham adalah jenis penanaman modal yang benar-benar terkait situasi ekonomi negara. Apabila situasi ekonomi tengah dalam kondisi bagus berarti menjadi saat yang pas untuk melakukan investasi, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi agar bisa paham mengenai perkembangan perekonomian makro, investor wajib mengikuti berbagai berita ekonomi terkini baik lewat surat kabar atau media berita online yang terpercaya.

Hindari Berspekulasi

Ingat bahwa investasi jauh dari kata spekulasi. Sebagaimana mendirikan sebuah perusahaan, investor harus menyelesaikan riset terlebih dulu. Misalnya apakah bisnis yang diambil memang prospektif di masa mendatang. Performa sebuah emiten di masa mendatang umumnya dapat dilihat dari pergerakan saham yang dikeluarkan. Makin yakin investor terhadap sebuah saham maka biasanya harganya pun cenderung meningkat. Hindari memilih saham semata karena investor lain pun memilihnya. Investor harus mengetahui operasional perusahaan serta performa keuangan dalam beberapa tahun belakangan. Apabila manajemen emiten itu oke maka sudah pasti likuiditas sahamnya pun aman, tak usah sangsi untuk segera menginvestasikan dana ke saham tersebut. Sebaiknya memang memegang saham emiten dengan kondisi sehat dimana jumlah ekuitas lebih tinggi dibanding jumlah hutang. Investor pun menjadi makin mantap dalam melakukan investasi untuk mendapatkan hasil di masa mendatang.

Tidak Usah Terburu-buru

Adakalanya kalangan investor pemula tak mampu mengendalikan diri ketika menjalankan investasi di saham. Oleh karena itu agar dapat memperoleh pilihan saham terbaik yang bisa menghasilkan profit yang optimal tentu hendaknya jangan tergesa-gesa ketika membuat pilihan. Investor pun mesti memiliki strategi jitu ketika mengelola investasi saham. Agar dapat serius sebagai seorang investor saham, pastinya bukan hal sederhana. Investor mesti cerdas ketika merancang strategi, sabar serta jeli menemukan peluang. Berinvestasi saham memerlukan pengkajian yang valid agar dapat memaksimalkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Kendati tak harus persis seperti itu, namun beberapa tips memaksimalkan investasi saham di atas bisa diterapkan dengan harapan kian mahir dalam menjalankan investasi saham. Sebagaimana sebuah pepatah menyebutkan bahwa practice makes perfect atau hanya dengan berlatih maka hasil yang diperoleh akan sempurna. Selamat berinvestasi dan menghasilkan cuan!